Adakah suatu keharusan mengajarkan suatu perkalian pada siswa secara berurutan ?
Dalam mengajarkan perkalian kepada siswa kita
tidak harus mengajarkan perkalian secara berurutan mulai dari perkalian 1, 2, 3, 4 ...... sampai 10. Sebaiknya kita memulai dari yang termudah. Perkalian 1 lalu 10 siswa akan lebih mudah dan cepat menghapalnya karena perkalian dengan angka 1 dan 10 hasilnya membentuk pola angka yang sama.
tidak harus mengajarkan perkalian secara berurutan mulai dari perkalian 1, 2, 3, 4 ...... sampai 10. Sebaiknya kita memulai dari yang termudah. Perkalian 1 lalu 10 siswa akan lebih mudah dan cepat menghapalnya karena perkalian dengan angka 1 dan 10 hasilnya membentuk pola angka yang sama.
Perlu diingatkan penanaman konsep pada siswa dalam mengajarkan perkalian bahwa
1 x 2 itu berbeda dengan 2 x 1, dimana 1 x 2 berarti ada 1 duanya (2), sedangkan 2 x 1 berarti ada dua satunya (1+1) sehingga tidak menjadi suatu polemik dalam berhitung nantinya. Tapi 1 x 2 dan 2 x 1 akan memberikan hasil yang sama yaitu 2)
Sedangkan untuk perkalian 9
merupakan langkah 3 yang harus kita berikan. Beberapa siswa umumnya
kesulitan dalam menghapalkan perkalian 9. INGAT KEMBALI PENJUMLAHAN 10
Pada postingan terdahulu akan sangat membantu dalam berlatih perkalian
9. Sama dengan perkalian 1 dan 10 perkalian 9 juga membentuk pola yang
mudah untuk di ingat dalam otak mereka bahwa perkalian sembilan berarti
di KURANG SATU LALU KAWANNYA, misalkan 9 x 4 berarti 4 - 1 berapa? (3)
kawannya 4 berapa ? (6) jadi 36. dan seterusnya.
Metode dengan jari
boleh tapi sebagai pembuktian saja jangan dilakukan untuk waktu yang
lama. Ingatlah bahwa kita sudah mengajarkan ANGKA pada siswa berarti
kita sudah memberikasn suatu bentuk yang abstrak kepada otak mereka
tentang jumlah. (Pelajaran TK dan awal-awal kelas satu). Dengan
mengajarkan penggunaan jari tentunya kita membawa kembali bentuk yang
abstrak ke bentuk nyata. Bukankah ini suatu langkah yang menghambat
kemajuan siswa untuk hapal perkalian pada akhirnya.
Tidak sulit
mengajarkan perkalian pada siswa setelah memberikan konsep pada mereka
bahwa jika bilangan dikali 2 berarti ditambah bilangan yang sama 2 x 3
berarti 2 kali tiganya ( 3 + 3) jika siswa sudah hapal penjumlahan 1
angka tentu mudah kita mengajarkannya bukan ???. Untuk itu saya
mengharapkan sebelum naik ke kelas 2 siswa memiliki kematangan dalam
penjumlahan atau sebaiknya diberikan waktu tambahan pada semester 1
kelas 2 sebelum kita mengajarkan perkalian di semester 2 kelas 2 SD.
Pastikan kembali kemampuan penjumlahan yang mereka miliki.
Perkalian dengan angka lima membentuk pola angka akhiran yang mudah di
ingat kalau tidak 0 ya angka 5. Bisa di mulai dengan mengunakan tangan
10 x 5 berati ada 5 pasang jari (Tepuk Tangan) berarti 50 hasilnya
sedangkan 5 x 7 berarti ada 3 jari berpasangan 30 dan 1 jari tidak
berpasangan berarti 5 sehingga 35. Sekali lagi penggunaan alat bantu
tangan ini hanya sementara setelah mereka mengenal bilangan ganjil dan
genap ajarkan kembali bahwa jika bilangan genap dikali 5 pasti angka
satuannya 0 dan jika bilangan ganjil di kali 5 pasti angka satuannya 5.
Setelah siswa menguasai perkalian 1,10. 9, 2, dan 5 maka kita dapat memulai kembali pelajaran berhitung perkalian selanjutnya.
Pada perkalian 3 dan empat, diperlukan kempuan perkalian 2. Seperti
kita ketahui bahwa 3 adalah (2 +1) dan 4 dapat di artikan (2+2).
sehungga suatu bilangan dikalikan dengan 3 berarti dikaliakan 2 lalu
ditambah bilangan itu sendiri. Misalkan 3 x 4 kita dapat menentukan
hasil perkalian tersebut
3 x 4 = (2 x 4) + 4 = 8 + 4 = 12.
3 x 4 = (2 x 4) + 4 = 8 + 4 = 12.
Sedangan mengakali bilangan dengan angka 4 berarti bilangan tersebut
dikali 2 lalu ditambah hasi kali dari perkalian tersebut Misalkan 4 x 6
berarti (2 x6) + (2 x6) <--> 12 + 12 = 24
Kita dapat
mengetahui apakah siswa sudah memiliki kematangan dalam berhitung
perkalian dengan memberikan pertanyaan perkalian 6, 7 dan 8. Terdapat
kecendrungan mereka menemui kesulitan dalam menghapal perkalian
tersebut. Seperti halnya perkalian 3 dan 4 yang dipelajari dengan
pendekatan perkalian 2, perkalian 6, 7 dan 8 juga dapat diajarkan
melalui pendekatan perkalian 5. pada penjumlahan 6 = (5 +1), 7 = (5 + 2)
dan 8 = (5 + 3).
misalkan 6 x 7 berarti (7 x 5) + (7 x 1) <---> 35 + 7 = 42. atau
(6 x 5) + (6 x 2) <----> 30 + 12 = 42
(6 x 5) + (6 x 2) <----> 30 + 12 = 42
untuk dapat menghapal perkalian tersebut diharapkan siswa harus sudah
menguasai perkalian sebelumnya sehingga tidak mengalami kesulitan dalam
mempelajarinya.
Pendekatan dengan menggunakan jari boleh-boleh
saja dilakukan. Yang perlu ditekankan hanyalah batasan waktu yang harus
diperjelas. Ketika sudah naik kelas 3 siswa penggunaan jari harus
dikurangi bahkan dihilangkan sebagai proses latihan menghapal.
Saya lebih suka menggunakan vedic system sebagai arternatif jika
beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam perkalian 6, 7, dan 8
yang menggunakan basis 10.
Dalam ilmu berhitung saat ini terkenal
beberapa cara berhitung, Vedic dengan sytem Vedicnya, Bill Handley
dengan SPEED MATH, Athur Benyamin dengan Mental Math. Saya
mengkombinasikan cara berhitung mereka dan menyesuaikan
pemikiran-pemikiran tersebut dengan lebih menekankan fungsi dan cara
kerja otak dalam berhitung.
Kembali kepermasalahan untuk perkalian 6, 7 dan 8.
Berikut ini contoh yang dapat saya berikan.
6 ---- - 4 dimana 6 -3 = 3 (30) dan 4 x 3 = 12
x 7 ---- - 3
----------------
1
3 2 = 42
x 7 ---- - 3
----------------
1
3 2 = 42
7 --- - 3 8 - 3 = 5 (50) dan 3 x 2 = 6
x 8 --- - 2
---------------
5 ----- 6 = 56
x 8 --- - 2
---------------
5 ----- 6 = 56
Penggunaan sesuai dengan tujuan awal saya membuat metode berhitung
seperti menulis. Bahwa berhitung dan menulis adalah kesatuan fungsi dari
otak kiri.
Demikianlah sesi Metode menghapal Perkalian dalam satu minggu.
Semoga bermanfaat buat teman-teman guru dalam mengajar
Bangun Bangsa dengan matematika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar