Senin, 03 Oktober 2016

BERHITUNG DAN MENULIS MENURUT PAKAR

BERTANYA PADA PAKAR

Saya : Apa alasan kita dapat menulis dengan lancar? Dan tidak seperti anak tk yang tersendat sendat.

Pakar : karena sudah hapal semua huruf yang akan dituliskan dan tahu letak urutan posisi huruf yang akan dituliskan.

Saya : mana yang benar berpikir sebelum menulis atau berpikir saat menulis

Pakar : ya berpikir sebelum menulis. Kalau berpikir saat menulis berarti kita masih dalam keadaan belum tahu apa yang akan kita tuliskan. Pada saat mengarang cerita, awalnya kita berpikir akan apa yang mau dituliskan. Saat menulis tidak terjadi proses berpikir karena otak sudah merekam semua perintah yang harus dilakukan secara urut dan simultan.


Saya : bagaimana kita dapat mengetahui apa yang kita tuliskan sudah benar atau belum?

Pakar : Jika tulisan tersebut benar tentunya dapat terbaca. Banyak pengajuan skripsi mahasiswa yang harus saya koreksi salah satunya dari aspek tulisan. Tentunya saya tidak harus menulis ulang tulisan mereka yang salah.

Saya : apakah bapak HAPAL PERKALIAN dan PENJUMLAHAN bilangan 1 angka.

Pakar : Anda bercanda, ya sudah pasti tentunya

Saya : maaf pak, bukan meragukan kemampuan Anda tapi jawab pertanyaan berikut ini 9 x 8 ?
Pakar : 72

Saya : 9 x 7?

Pakar : 63

Saya : 6 x 8 ?

Pakar : 48

Saya : terakhir pak 6 x 7?

Pakar : 42

Saya : baiklah saya yakin bapak HAPAL perkalian. Boleh dua soal lagi pak 96 x 87 hasilnya berapa dan 669 x 787 itu berapa ? (Saya memberikan kertas dan pena untuk alat bantu dalam berhitung)

Pakar : mengerjakan hitungan tersebut

Saya : apakah bapak merasa lancar dalam berhitung seperti lancar saat menulis





Pakar : tidak, inikan berhitung bukan menulis

Saya : apakah bapak berpikir sebelum berhitung atau berpikir saat berhitung?

Pakar : proses dalam berhitung membuat saya harus berpikir saat berhitung



Saya : memberikan soal 696 x 887 berserta hasil dan proses secara konvensional.
Bagaimana untuk meyakinkan bapak jika hasilnya benar.

Pakar : dengan menghitung ulang setiap proses yang dilakukan. Karena hasil setiap proses perkalian ini perlu dihitung ulang agar yakin kebenarannya.






Saya : maaf pak kalau saya boleh ambil kesimpulan
  1. HAPAL HURUF memungkinkan seseorang dapat menulis dengan LANCAR tapi HAPAL PERKALIAN dan PENJUMLAHAN belum dapat dipastikan seseorang dapat berhitung dengan LANCAR
  2. Proses berhitung dan menulis berbeda walaupun semua huruf dan hasil perhitungan sudah mencapai tingkatan memori atau hapal.
  3. Kita perlu menghitung ulang dalam memeriksa hasil suatu perhitungan perkalian walaupun kita hapal semua hasil perkalian. Sedangkan kita cukup dengan membaca untuk meyakinkan bahwa tulisan tersebut benar.
Pakar : ???????????
Terimakasih telah membacanya
Semoga dengan cerita ini dapat mengilhami bahwa cara berhitung perkalian selama ini baru sebatas benar hasilnya tapi belum benar caranya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar