Rabu, 30 Desember 2015

Jangan penuhi otak anak dengan aturan dalam berhitung

JANGAN PENUHI OTAK ANAK
DENGAN ATURAN DALAM BERHITUNG

11 x 13 = 1 ,1+3, 3 = 143
21 x 23 = (21 + 3)20 + 1x 3 = 463
33 x 37 = 3x4, 3x7 = 1221

97 x 96 = (100 -3 -4), 3x4 = 9312
35 x 35 = 3 x4, 5 x 5 = 1225
76 x76 = (75x75) + (76+75) = 5625 + 151 =
                 5776

dan masih banyak lagi





Cara perkalian seperti ini berawal dari cara Vedic Matematikawan asal India yang juga merupakan awal dari adanya speed math, Selain cara tersebut Vedic juga memiliki cara untuk perkalian 2 digit sampai dengan 5 digit. Bentuk bentuk perkalian tersebut banyak menginsiprasi dan diadopsi para praktisi pendidikan dalam pengajaran berhitung dan matematika.

Mengajarkan berhitung berarti mengajarkan pola angka. Banyak jenis pola/rumus/aturan ketika berhitung. Bentuk perkalian-perkalian seperti dicontohkan diatas. Itu merupakan kekayaan intelektual dari penciptanya. Yang harus kita garis bawahi adalah bagaimana menanamkan kepada anak bahwa berhitung itu mudah sehingga anak tidak lagi nervous terhadap matematika yang penuh dengan perhitungan angka.

Yang kita perlukan adalah bagaimana anak dapat mendapatkan hasil suatu perkalian baik perkalian 1 digit, dua digit dan 3 digit dengan mudah dan singkat tanpa memerlukan aturan pola/rumus/ ataupun langkah-langkah yang berbeda untuk setiap perkalian. Hal ini hanya akan membuat anak akan menjadi penghapal rumus. Kesulitan dalam menghapal rumus akan membuat siswa kembali dengan apa yang telah diajarkan sekolah (perkalian dari belakang dan dengan teknik menyimpan). Karena sifatnya yang umum dan reabilitasnya untuk perkalian berapapun.

Memang terkadang ada pula komentar yang mengatakan "kan sudah ada kalkulator untuk berhitung". Kalkulator sebagai alat dalam berhitung adalah suatu alat berhitung yang memiliki keakuratan yang tinggi. Oleh sebab itu alat tersebut digunakan dalam perdagangan saat ini menggantikan abacus sebagai alat hitung. Kemampuan otak dalam berhitung memiliki batas, sehingga jelas diperlukan alat hitung seperti kalkulator maupun komputer untuk mengurangi human error ketika berhitung.
Oleh sebab itu yang di butuhkan dalam mengajarkan berhitung kepada anak adalah langkah yang umum bukan rumus/ aturan/ serta langkah tertentu untuk perkalian tertentu.

Berapa banyak aturan tersebut digunakan dalam aplikasinya di matematika?
Apakah guru dibatasi dalam membuat soal hanya untuk angka angka tertentu saja?
Ketika siswa menemui perkalian dengan angka misalnya (57 x 83) dimana langkah-langkah diatas tidak dapat digunakan lagi, pada akhirnya anak akan kembali dengan cara yang sama seperti yang selama ini kita lakukan.

Cara-cara perkalian tersebut boleh saja diajarkan sebagai daya tarik dalam berhitung tapi jangan paksakan untuk diterapkan dalam matematika. Jika bisa dikatakan hanya buang waktu-waktu saja.
Yang perlu kita pelajari dari cara -cara tersebut adalah mengapa mudah dan mengapa cepat dalam mendapatkan hasilnya. Saat ini banyak metode dalam mengajarkan anak dalam berhitung tapi mengapa kita harus mengajarkan dengan metode tersebut selain alasan mudah dan cepat belum pernah kita ketahui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar