JANGAN PENUHI OTAK ANAK
DENGAN ATURAN DALAM BERHITUNG
11 x 13 = 1 ,1+3, 3 = 143
21 x 23 = (21 + 3)20 + 1x 3 = 463
33 x 37 = 3x4, 3x7 = 1221
97 x 96 = (100 -3 -4), 3x4 = 9312
35 x 35 = 3 x4, 5 x 5 = 1225
76 x76 = (75x75) + (76+75) = 5625 + 151 =
5776
dan masih banyak lagi
Cara perkalian seperti ini berawal dari cara Vedic Matematikawan asal
India yang juga merupakan awal dari adanya speed math, Selain cara
tersebut Vedic juga memiliki cara untuk perkalian 2 digit sampai dengan 5
digit. Bentuk bentuk perkalian tersebut banyak menginsiprasi dan
diadopsi para praktisi pendidikan dalam pengajaran berhitung dan
matematika.
Mengajarkan berhitung berarti mengajarkan pola angka. Banyak jenis
pola/rumus/aturan ketika berhitung. Bentuk perkalian-perkalian seperti
dicontohkan diatas. Itu merupakan kekayaan intelektual dari penciptanya.
Yang harus kita garis bawahi adalah bagaimana menanamkan kepada anak
bahwa berhitung itu mudah sehingga anak tidak lagi nervous terhadap
matematika yang penuh dengan perhitungan angka.
Yang kita
perlukan adalah bagaimana anak dapat mendapatkan hasil suatu perkalian
baik perkalian 1 digit, dua digit dan 3 digit dengan mudah dan singkat
tanpa memerlukan aturan pola/rumus/ ataupun langkah-langkah yang berbeda
untuk setiap perkalian. Hal ini hanya akan membuat anak akan menjadi
penghapal rumus. Kesulitan dalam menghapal rumus akan membuat siswa
kembali dengan apa yang telah diajarkan sekolah (perkalian dari belakang
dan dengan teknik menyimpan). Karena sifatnya yang umum dan
reabilitasnya untuk perkalian berapapun.
Memang terkadang ada
pula komentar yang mengatakan "kan sudah ada kalkulator untuk
berhitung". Kalkulator sebagai alat dalam berhitung adalah suatu alat
berhitung yang memiliki keakuratan yang tinggi. Oleh sebab itu alat
tersebut digunakan dalam perdagangan saat ini menggantikan abacus
sebagai alat hitung. Kemampuan otak dalam berhitung memiliki batas,
sehingga jelas diperlukan alat hitung seperti kalkulator maupun komputer
untuk mengurangi human error ketika berhitung.
Oleh sebab itu
yang di butuhkan dalam mengajarkan berhitung kepada anak adalah langkah
yang umum bukan rumus/ aturan/ serta langkah tertentu untuk perkalian
tertentu.
Berapa banyak aturan tersebut digunakan dalam aplikasinya di matematika?
Apakah guru dibatasi dalam membuat soal hanya untuk angka angka tertentu saja?
Ketika siswa menemui perkalian dengan angka misalnya (57 x 83) dimana
langkah-langkah diatas tidak dapat digunakan lagi, pada akhirnya anak
akan kembali dengan cara yang sama seperti yang selama ini kita lakukan.
Cara-cara perkalian tersebut boleh saja diajarkan sebagai daya
tarik dalam berhitung tapi jangan paksakan untuk diterapkan dalam
matematika. Jika bisa dikatakan hanya buang waktu-waktu saja.
Yang perlu kita pelajari dari cara -cara tersebut adalah mengapa mudah
dan mengapa cepat dalam mendapatkan hasilnya. Saat ini banyak metode
dalam mengajarkan anak dalam berhitung tapi mengapa kita harus
mengajarkan dengan metode tersebut selain alasan mudah dan cepat belum
pernah kita ketahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar